إن رجب للاستغفار من الذنوب
وشعبان لإصلاح القلب من العيوب ورمضان لتنوير القلوب وليلة القدر للتقرب إلى الله
تعالى
“Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan
permohonan ampun dari segala dosa, bulan Sya’ban untuk memperbaiki hati dari
berbagai cacat (sifat-sifat tercela), dan bulan Ramadhan adalah bulan untuk
menyinari hati, sedangkan Lailatul Qodar adalah untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT.”
Syekh Utsman Bin Hasan, Duratun
Nashihin
Pengertian teserbut senada dengan istilah takhalli, tahalli, dan tajalli dalam dunia tasawuf. Ketiga istilah ini merupakan fase-fase yang harus ditempuh oleh siapa saja dalam mencapai kesempurnaan dan kesucian jiwa.
Pertama, takhalli, yakni pengosongan diri dari sifat-sifat tercela. Oleh karenanya dalam maqamat (tingkatan-tingkatan spiritual), tobat diletakkan di bagian yang paling awal. Bagaimanapun mulianya niat seseorang, tanpa mendahulukan diri bertobat maka ia tidak akan bisa menempuh pada maqam (tingkatan) berikutnya.
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا
أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ يَجِدِ اللهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Kedua, tahalli, yakni menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji. Setelah melewati tahap pertama yaitu tobat, selanjutnya adalah menghiasi diri dengan amal-amal yang baik. Ibarat rumah, untuk dapat ditempati secara layak dan nyaman tentu harus melewati tahap pengosongan atau pembersihan, baru setelah itu dihias sebagaimana umumnya rumah hunian. Kebaikan pulalah yang dapat menghapus segala keburukan yang pernah dilakukan.
وَأَقِمِ الصَّلاةَ
طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ
السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ (١١٤)
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat (Allah)” (QS Hud: 114).
Ketiga, tajalli, yakni terungkapnya nur ghaib bagi hati yang telah bersih sehingga mampu menangkap cahaya ketuhanan (Syamsul Munir, Ilmu Tasawuf, 2012: 209). Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa momentum bulan Sya’ban , termasuk Rajab dan Ramadhan bukan sekadar pesta panen pahala dengan berbagai bentuk ibadah. Esensi dari aktivitas di dalamnya tidak lain adalah menggapai kesempurnaan hidup. Harapannya selepas Ramadhan nanti benar-benar menjadi golangan orang-orang yang kembali dan membawa kemenangan, minal âidîn wal fâizîn.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
0 Komentar