Al Hadits (الحديث):
a. Secara bahasa bermakna “yang baru”
b. Secara Istilah : Segala sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam baik perbuatan, perkataan, persetujuan atau
sifat. Ada 2 sifat : sifat jasmani dan sifat akhlak
Al Khobar (الخبر):
Semakna dengan hadits, maka definisinya sama dengan definisi
al hadits. Ada yang berpendapat bahwa khobar adalah segala yang
disandarkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam atau kepada selainnya,
berdasarkan definisi ini maka khobar itu lebih umum dan lebih luas dari pada
hadits.
Al Atsar (الأثر):
Segala yang disandarkan kepada para sahabat atau tabi’in,
tapi terkadang juga digunakan untuk hadits yang disandarkan kepada Nabi
shollallahu ‘alaihi wa sallam, apabila berkait misal dikatakan atsar dari Nabi
shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadits Qudsi (الحديث القدسي):
Hadits yang diriwayatkan Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam
dari Allah Ta’ala, juga dinamai hadits Rabbani dan hadits Ilahi. Misalnya
perkataan Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam yang meriwayatkan dari Rabb
Ta’ala, Dia berkata,
“Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku, dan aku bersamanya
ketika mengingat-Ku, jika dia meningat-Ku dalam dirinya: maka aku mengingatnya
dalam diri-Ku, Jika dia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku
mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dari sekumpulan orang tersebut.”
Di sini ada sifat an-Nafs untuk Allah Ta’ala. Seperti
dalam ayat 116 surat Al Maaidah, “Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku
dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.”.
Urutan
Hadits Qudsi itu terletak antara Al Qur’an dan Hadits Nabi.
·
Al Qur’an
Al Karim : Dinisbatkan kepada Allah Ta’ala baik lafadz maupun maknanya.
·
Hadits
Nabi : Dinisbatkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam : lafadz dan
maknanya.
·
Hadits
Qudsi : Dinisbatkan kepada Allah Ta’ala maknanya tanpa lafadznya.
Maka,
membaca hadits Qudsi tidak dinilai sebagi ibadah, tidak boleh dibaca dalam
sholat, tidak terwujud dengannya kemu’jizatan[1], dan tidak dinukil secara
mutawattir seperti Al Qur’an bahkan di dalamnya ada yang shohih, dho’if dan
maudhu’.
[1]
Mu’jizat adalah sesuatu yang
diberikan Allah kepada Nabi dan Rasul untuk menerima tantangan. Jika itu benar
mu’jizat, maka tidak akan ada yang berhasil menantangnya. Dan hal ini tidak
berlaku untuk hadits qudsi.

0 Komentar